Kenapa santai tapi nendang?
Beberapa tahun lalu saya menghadiri pesta ulang tahun teman yang “santai” — cuma kumpul di taman, tikar, lampu kecil, musik akustik. Tapi saat itu saya terkesan: suasana hangat, tamu merasa nyaman, dan momen-momen yang tercipta jauh lebih berkesan daripada pesta mewah yang pernah saya datangi. Dari situ saya percaya: event nggak harus formal atau besar untuk berdampak. Kuncinya adalah perencanaan yang jeli, pemilihan elemen yang tepat, dan sentuhan kreatif. Santai tapi nendang itu kombinasi antara kenyamanan dan kejutan kecil yang membuat orang bilang, “Wah, ini asik.”
Apa tema kreatif yang pernah saya coba (dan sukai)?
Pernah saya cari tema untuk gathering keluarga: akhirnya pakai tema “Pasar Malam Mini”. Sederhana: lampu warna-warni, stan makanan kecil, permainan tradisional. Hasilnya? Semua orang langsung ikut terlibat. Berikut ide tema yang gampang dieksekusi tapi punya impact besar: tema “Lebih Dekat dengan Alam” — pakai dekor kayu, tanaman, menu farm-to-table; tema “Throwback 90-an” — playlist nostalgia, photobooth dengan props jadul; tema “Silent Disco di Teras” — cocok kalau lokasi sempit tapi ingin suasana berbeda. Intinya, pilih satu elemen sentral (musik, makanan, pengalaman visual) lalu kostumisasi sekelilingnya.
Vendor pilihan: siapa yang saya rekomendasikan dan kenapa
Saya selalu punya daftar vendor favorite yang saya pertimbangkan sebelum menutup kontrak. Pertama: katering yang menawarkan tasting session — saya nggak mau kejutan rasa di hari H. Kedua: rental lighting dan sound yang fleksibel; lighting bisa mengubah suasana, jangan remehkan. Ketiga: fotografer atau videografer yang mengerti mood event; bukan hanya dokumentasi, tapi menangkap cerita. Keempat: bar service yang menyediakan mocktail kreatif untuk tamu non-alkohol. Selain itu, vendor seperti florist dan rental furnitur harus komunikatif dan punya portofolio yang jelas.
Saya juga suka mencari vendor lokal yang paham kultur setempat. Ada kalanya saya menemukan penyedia event planning kecil tapi super detail — dan harganya lebih bersahabat. Untuk riset, saya sering browsing portofolio online dan membaca review; kadang saya juga bertanya ke teman atau grup komunitas. Jika butuh, saya pernah pakai layanan profesional untuk referensi vendor, misalnya melalui uptowneventsusa, karena mereka punya daftar vendor yang terkurasi dan testimoni nyata.
Tips praktis saat menyelenggarakan acara
Berikut tips yang selalu saya pakai: buat timeline yang realistis, sisakan buffer waktu 30–60 menit untuk hal-hal tak terduga. Buat daftar prioritas: apa hal yang wajib ada, apa yang bisa dikurangi kalau anggaran mepet. Komunikasi itu raja. Briefing vendor dan tim minimal satu kali sebelum hari H, dan buat contact person di tiap vendor yang bisa dihubungi saat darurat. Pengaturan tempat duduk sederhana tapi strategis — dekat sumber makanan untuk orang yang ingin nyemil, dan area nyaman untuk ngobrol.
Jangan lupa soal aksesibilitas: sediakan jalur yang mudah untuk lansia atau tamu berkebutuhan khusus. Pastikan juga adanya opsi makanan untuk alergi atau vegetarian. Untuk hiburan, siapkan rencana cadangan kalau cuaca beralih; tenda atau opsi indoor bisa menyelamatkan mood. Dan terakhir: budget buffer. Sisihkan 10–15% dana untuk biaya tak terduga.
Tren acara modern: apa yang sedang hits sekarang?
Ada beberapa tren yang saya lihat berulang kali belakangan ini. Pertama, micro-events dan private experiences — orang sekarang lebih menghargai kualitas interaksi, bukan kuantitas tamu. Kedua, sustainability: menu lokal, dekorasi reusable, minim penggunaan plastik. Ketiga, hybrid events; kombinasi offline dan online supaya who can’t be there tetap ikut merasakan suasana lewat livestream atau interaksi virtual. Keempat, experiential food stations dan interactive entertainment — tamu ikut meracik makanan, ikut workshop singkat, atau berpartisipasi dalam instalasi seni interaktif.
Teknologi juga semakin terintegrasi: QR untuk menu digital, RSVP otomatis, dan bahkan augmented reality untuk photobooth. Tapi jangan lupa: teknologi itu pelengkap, bukan fokus utama. Yang membuat event “nendang” tetap manusia dan cerita yang tercipta. Kalau kamu ingin acara yang terasa hangat dan berkesan, prioritaskan pengalaman nyata, pilih vendor yang bisa diajak kolaborasi, dan jangan takut bereksperimen dengan tema sederhana namun otentik. Percayalah, detail kecil seringkali yang paling diingat.